Jumat, 21 Juni 2013

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN TAFSIRAN BERAT JANIN (TBJ) DI BPS NY. LINA DWI A,Amd.Keb

ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN TAFSIRAN BERAT JANIN (TBJ) DI BPS NY. LINA DWI A,Amd.Keb
DYAH ANGGUN RENGGANIS SARASWATI
Dewasa ini derajat kesehatan ibu masih rawan, antara lain masih tinggi resiko Kurang Energi Kronik (KEK). Status gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangat penting dilakukan. Dari hasil studi pendahuluan peneliti dari 10 ibu hamil yang masuk dalam kriteria, terdapat 60% ibu hamil yang memiliki LILA <23,5, dan 50% ibu memiliki tbj BBLR(<2600 gr). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara Status gizi Ibu hanil dengan tafsiran Berat Janin (TBJ).
Penelitian ini menggunakan rancang bangun analitik cross sectional. Populasinya ibu hamil di BPS Ny. Lina D.A, Amd.Keb pada bulan juli-agustus 2010 sebanyak 43, sampel sebanyak 39 responden yang di ambil dengan cara sistematik random sampling, analisis data di lakukan dengan menggunakan uji chi-square. Data didapatkan dengan cara melakukan observasi pada ibu hamil dengan mengukur LILA ibu dan mengukur Tafsiran berat Janin (TBJ).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa: 1) Sebagian besar LILA ibu hamil < 23,5cm sebanyak 22 responden (56,4%), 2) Sebagian besar tafsiran Berat Janin < 2500gr sebanyak 20 responden (51,3%). Berdasarkan hasil uji Chi-square didapatkan c2hitung > c2tabel yaitu 5,762 > 3,8415. Jadi ada hubungan antara Status Gizi ibu hamil dengan Tafsiran Berat Janin (TBJ).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) sebagian besar ibu memiliki ukuran lingkar lengan atas ≤23,5 cm, 2) sebagian besar tafsiran berat janin ≤2500gr, 3) ada hubungan antara status gizi ibu hamil dangan tafsiran berat janin. Saran dari penelitian ini adalah agar peningkatan pemberian penyuluhan dan pemantauan akan status gizi selama hamil perlu dilakukan agar status gizi ibu selama hamil dapat terpenuhi, sehingga janin yang dikandung dapat tumbuh dengan baik dan kebutuhan akan gizinya tercukupi.

Kata kunci : Status Gizi, TBJ


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Di Negara berkembang, termasuk Indonesia, masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak secara tidak langsung yang sebenarnya masih dapat dicegah. Kehamilan merupakan masa yang sangat penting, sehingga pada masa ini kualitas seorang anak akan di tentukan Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Solihin Pudjiadi, 2003). Ibu hamil dengan status gizi buruk atau mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) cenderung melahirkan bayi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
Dewasa ini derajat kesehatan ibu masih rawan, antara lain masih tinggi resiko Kurang Energi Kronik (KEK). Kurang Energi Kronik (KEK) adalah keadaan masalah gizi yang utamanya disebabkan oleh kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Cara yang mudah dan sederhana untuk mengetahui resiko Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil adalah pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dimulai pada trimester II, karena Lingkar Lengan Atas (LILA) dapat memberi gambaran tentang keadaan otot dan lapisan lemak bawah kulit sehingga dapat dijadikan indikator status gizi. Bila Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang 23,5cm ibu hamil dinyatakan Kurang Energi Kronik (KEK) artinya wanita tersebut mempunyai resiko Kurang Energi Kronik (KEK) dan diperkirakan akan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Depkes, 2002).
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) menurut WHO (2002) adalah kelahiran bayi dengan berat badan bayi lahir kurang dari 2500gr pada waktu lahir bukan prematur. Frekuensi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di negara maju berkisar 3,6 – 10,8%, di negara berkembang antara 10 – 43%. Rasio antara negara maju dan berkembang adalah 1 : 4 (Article in Health, 2008). Dari penelitian Puffer diperoleh gambaran bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) dari Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah 5 – 9 kali lebih besar dibandingkan dengan Angka Kematian Bayi (AKB) dari bayi dengan berat lahir 2500 – 2999gram. Selanjutnya Angka Kematian Bayi (AKB) pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) apabila dibandingkan dengan Angka Kematian Bayi (AKB) dari bayi dengan berat lahir 3000 – 3499gram adalah 7 – 13 kali lebih besar.
Di Indonesia batas ambang Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan resiko Kurang Energi Kronik (KEK) adalah 23,5cm. Hal ini berarti ibu hamil dengan resiko Kurang Energi Kronik (KEK) diperkirakan akan melahirkan bayi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak. Untuk mencegah resiko Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil sebelum kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) tidak kurang dari 23,5cm. Apabila Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu sebelum hamil kurang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko kematian pada ibu dan bayi serta melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Depkes, 2006).
Salah satu langkah yang diambil pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah upaya penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil, yang merupakan salah satu cara untuk memperkecil resiko bayi berat lahir rendah (BBLR) diperlukan upaya mempertahankan kondisi yang baik pada ibu hamil. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan konsumsi makan, pemantauan pertambahan BB, pemeriksaan kadar Hb dan pengukuran LILA sebelum atau saat hamil.
Di Kabupaten Mojokerto hasil laporan KIA tahun 2008 terdapat 19.096 ibu hamil, terdapat 16.676 bayi lahir dan terdapat 340 BBLR (2,04%) sedangkan di BPS.NY Lina Dwi Anggraeni , tahun 2006 terdapat 73 ibu hamil yang masuk dalam kriteria penelitian yaitu 26 ibu hamil dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5cm dan 47 ibu hamil dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) > 23,5cm. 67 kelahiran hidup, terdapat 15 kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), 58 bayi dengan berat badan normal dan 6 bayi meninggal pada masa neonatal.
Dari hasil studi pendahuluan peneliti dari 10 ibu hamil yang masuk dalam kriteria, 40% ibu yang memiliki LILA >23,5 ,dan 20% ibu yang meiliki tbj normal (2600-4500 gr) , dan terdapat 6% ibu hamil yang mmemiliki LILA <23,5 ,dan  50% ibu memiliki tbj BBLR  (<2600 gr ).
Dari latar belakang tersebut di atas maka masalah penelitian ini masih tingginya angka TBJ yang kurang dari normal di desa Tawar Mojokerto, sehingga perlu di lakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Antara Status Gizi Ibu haamil melalui LILA dengan Tafsiran Berat Janin (TBJ) “

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat rumuskan masalah sebagai berikut : Adakah hubungan antara Status Gizi Ibu Hamil ibu hamil dengan Berat Badan Janin (TBJ) di BPS Ny.Lina Dwi Anggraeni Amd,Keb.

1.3  Tujuan Penelitian
1.3.1  Tujuan umum
Mengetahui hubungan antara Lingkar Lengan Atas melalui LILA ibu hamil dengan Berat Badan Janin melalui TBJ di BS Ny,Lina Dwi Anggraeni, amd.keb.

1.3.2  Tujuan khusus
1.      Mengidentifikasi Tafsiran Berat Janin (TBJ).
2.      Mengidentifikasi Status Gizi Ibu Hamil melalui LILA.
3.      Mengidentifikasi hubungan antara Status Gizi Ibu Hamil dengan Tafsiran Berat Janin (TBJ).

1.4  Manfaat Penelitian
1.4.1  Bagi responden
Memberikan gambaran dan informasi tentang hubungan Status Gizi Ibu Hamil melalui LILA dengan Tafsiran Berat Janin(TBJ).
1.4.2  Bagi peneliti
Mengetahui hubungan antara Status Gizi Ibu Hamil melalui LILA dengan Tafsiran Berat Janin (TBJ) dan sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan.

1.4.3  Bagi profesi kebidanan
Sebagai bahan masukan untuk deteksi dini adanya kekurangan energi kronik pada ibu hamil yang berpotensi pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

1.4.4  Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan faktor-faktor lain yang berhubungan antara Status Gizi Ibu Hamil dengan Tafsiran Berat Janin (TBJ).

1.5  Batasan Penelitian
Faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan janin antara lain 1) factor internal (genetic), 2) factor eksternal (lingkungan) yg di pengaruhi oleh a)gizi pd ibu hamil b) mekanis c) toksin/zat kimia d) radiasi.

Karena keterbatasan kemampuan peneliti, maka penelitian ini hanya dibatasi pda hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Tafsiran Berat Janin (TBJ).

2 komentar: