ABSTRAK
Hubungan Pengetahuan
Orang Tua Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada Balita Usai 0-12 Bulan Di
BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi A.md.keb Desa Padang Asri Kecamatan Jatirejo
Mojokerto.
Farahatin zakiya
Pemberian imunisasi yang
tidak tepat dapat menimbulkan berbagai masalah dan penyebab terjadinya suatu
penyakit atau kematian pada bayi.Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan
kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk
kuman yang sudah di lemahkan atau di matikan ke dalam tubuh.
Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan orang tua dengan
kepatuhan pemberian imunisasi pada bayi di desa padang asri kecamatan jatirejo
kabupaten mojokerto.
Metode
rancangan penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional .Populasinya
adalah 82 orang tua yang mempunyai bayi yang berusia 0-12 bulan di kecamatan
jatirejo mojokerto dan besar sampel 68 responden.pengumpulan data di lakukan
dengan ceklist dan dokumentasi serta analisis datanya menggunakan korelasi
sperman rank dengan program SPSS dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.
Hasil
penelitian menunjukkan pengetahuan orang tua tentang imunisasi cukup
(45,6%).Hasil uji statistik pada faktor pengetahuan nilai P = 0,289 < α =
0,05 yang berarti faktor pengetahuan mempengaruhi pemberian imunisasi pada bayi
di bps nyi tutik sri pratiwi Amd.keb desa
padang asri kecamatan jatirejo kabupaten mojokerto.sedangkan untuk
faktor kepatuhan nilai p = 0,017 < α = 0,05 yang berarti faktor kepatuhan
mempengaruhi pemberian imunisasi pada bayi di bps ny.tutik sri pratiwi Amd.keb
desa padang asri kecamatan jatirejo
kabupaten mojokerto.
Jadi dapat di simpulkan bahwa semakin baik
pengetahuan orang tua dan kepatuhan orang tua maka semakin lengkap pemberian
imunisasi pada bayi.Hendaknya orang tua lebih memperhatikan pemberian imunisasi
kepada bayinya yaitu tentang jadwal akan kelengkapan imunisasi yang di berikan
kepada bayinya.
Kata kunci : pengetahuan dan kepatuhan
ABSTRAK
Relation of Parent Knowledge of With The Gift Compliance
Immunize At Baby under five years of After 0-12 Month In BPS Ny. Tutik Sri
Pratiwi Amd.Keb of Countryside of Padang Asri of
Subdistrict of Jatirejo Mojokerto .
Farahatin Zakiya
Gift immunize imprecise can
generate various problem and cause of the happening of a disease or death of
baby. Immunizes is an effort to get the impenetrability to a disease by including
germ or germ product in weakening or in killing into body.
This research target is
know the relation of parent knowledge with the gift compliance immunize at baby
in countryside of Padang Asri of sub district of Jatirejo of regency Mojokerto.
This research device method is analytic with the approach
of cross sectional. Its population is 82 parent having baby which have age to
0-12 month in sub district of Jatirejo Mojokerto and big of sample 68 respondent.
Gathering data in doing by checklist and documentation and also analyze its
data use the correlation of sperman rank with the program SPSS with the meaning
level α = 0,05.
Result of research show the
parent knowledge of about immunizing enough (45,6%). Result of statistical test
at knowledge factor assess the P = 0,289 < α = 0,05 meaning knowledge factor influence the gift immunize at
baby in BPS Ny. Tutik Sri Pratiwi, Amd.Keb of countryside of Padang Asri of sub
district of Jatirejo of regency Mojokerto. While for the factor of compliance
assess the p = 0,017 < α = 0,05 meaning
compliance factor influence the gift immunize at baby in BPS Ny. Tutik Sri
Pratiwi, Amd.Keb of countryside of Padang Asri of sub district of Jatirejo of
regency Mojokerto.
Become to earn in
concluding that progressively goodness of knowledge of parent and parent
compliance hence complete progressively gift immunize at baby. Will parent more
paying attention to gift immunize to its baby that is about equipment schedule
will immunize which is in passing to its baby.
Keyword : knowledge and compliance
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan
merupakan masalah yang penting dalam sebuah keluarga, terutama yang berhubungan
dengan balita dan anak. Mereka merupakan
harta yang paling berharga sebagai titipan Tuhan Yang Maha Esa, juga
dikarenakan kondisi tubuhnya yang mudah sekali terkena penyakit. Oleh karena itu, balita dan anak merupakan
prioritas pertama yang harus dijaga kesehatannya (Wijaya, 2005). Untuk
mempertahankan kesehatan anak dapat dilakukan dengan memberikan imunisasi,
yaitu proses, cara, perbuatan menjadikan kebal terhadap penyakit. Sedangkan dalam ilmu kedokteran imunisasi
diartikan sebagai membentuk kekebalan tubuh terhadap sesuatu penyakit dengan
memberikan antigen atau vaksin kepada balita dan anak (Wijaya, 2005).
Berdasarkan
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, penyebab langsung kematian ibu
diantaranya adalah : Tetanus Neonatorum (10%) yang bisa menurunkan terhadap
balita yang dilahirkannya. Sehingga
balita yang baru lahir harus diberikan vaksin imunisasi agar dapat menjaga
kekebalan tubuhnya. Menteri Kesehatan
Siti Fadilah Supari menyatakan, 1,7 juta anak Indonesia meninggal karena tidak
mendapat imunisasi lengkap. Jumlah 1,7
juta itu merupakan seperlima dari balita di Indonesia. Pemerintah, kata Siti, menargetkan dalam dua
tahun ke depan bisa mengimunisasi 4.725.470 anak. Jumlah ini diambil dari 7 provinsi, yaitu DKI
Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan
Sulawesi Selatan. Imunisasi ini juga
meliputi 63 kabupaten dan kota dari provinsi tersebut. "Cakupan imunisasi
di daerah itu masih rendah," (http://www.tempointeraktif. com, 2009). Berdasarkan data yang berhasil dihimpun
panitia Pekan Imunisasi Nasional (PIN) pusat bulan Desember 2005, Propinsi
Papua masih berada dalam urutan terbawah.
Dari hasil cakupan PIN dengan jumlah balita yang di imunisasi sebanyak
143.948 balita atau 50,3% dan yang tidak di imunisasi sebanyak 1.142.231 balita
atau 49,7% (Wahyuhono, 2005). Dari data
kejadian di bps ny.tutik sri pratiwi A.md.keb desa padang asri kecamatan
jatirejo mojokerto, terdapat 12 balita yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap
dari 82 balita (kohort,Maret 2010)
Imunisasi
bermanfaat untuk mencegah masuknya kuman penyakit yang disebabkan oleh virus
dan bakteri yang bisa menyebabkan cacat atau kematian. Apabila balita tidak diberi imunisasi ataupun
tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap, balita tersebut akan rentan terhadap
suatu penyakit yang dapat mengganggu kesehatannya. Vaksin pada imunisasi yang pemberiannya hanya
satu kali atau yang mempunyai daya perlindungan yang panjang seperti vaksin BCG
dan campak, keterlambatan pemberian vaksin dari jadwal yang sudah ditentukan
akan meningkatkan risiko tertularnya penyakit yang dapat dicegah. Sedangkan untuk vaksin yang diperlukan dosis
ganda untuk mempertahankan titer antibodi atau proteksi, penundaan pemberian
vaksinasi ulangan akan menurunkan kadar proteksi sehingga akan meningkatkan
risiko terkena penyakit yang ingin dicegah (Musa, 2001). Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian
imunisasi yaitu, pemahaman tentang
instruksi, kualitas interaksi, isolasi sosial dan keluarga, keyakinan, sikap
dan kepribadian.
Pemahaman
dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi pada balita atau anak tidak akan
menjadi halangan yang besar jika pendidikan, pengetahuan orang tua yang memadai
tentang hal itu diberikan. Untuk
meningkatkan pengetahuan orang tua dan kepatuhan ibu dalam memberikan imunisasi
pada balitanya, diperlukan bimbingan dan penyuluhan dari petugas kesehatan yang
lebih intensif tentang imunisasi. Selain
itu juga diperlukan dukungan dari orang tua,keluarga dan lingkungan agar ibu
lebih aktif dalam membawa anaknya ke posyandu untuk memperoleh imunisasi secara
lengkap. Berdasarkan masalah tersebut di
atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
Pengetahuan Orang Tua Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada Balita Usia
0-12 Bulan Di BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi
A.md.keb Desa Padang Asri Kecamatan Jatirejo Mojokerto”.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti memberi pengetahuan.
Pengetahuan yang dimiliki orang tua akan berpengaruh terhadap kepatuhan orang
tua dalam pemberian imunisasi yang baik,cukup dan kurang.Semakin tinggi pengetahuan
orang tua maka respon kepatuhan terhadap pemberian imunisasi dapat berkurang .Dengan
demikian dari beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan orang tua. Penulis
ingin mengetahui hubungan pengetahuan orang tua dengan kepatuhan pemberian
imunisasi pada balita usia 0-12 bulan .
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. Adakah hubungan Pengetahuan Orang Tua
Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada Balita Usia 0-12 bulan ?
1.3 Tujuan
Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Menganalisa
hubungan Pengetahuan Orang Tua Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada Balita
Usia 0-12 Bulan Di BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi A.md.keb Desa Padang Asri Kecamatan
Jatirejo Mojokerto.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi pengetahuan orang tua tentang imunisasi pada
balita usia
0-12 bulan.
2. Mengidentifikasi kepatuhan orang tua dalam pemberian imunisasi
dasar pada balita usia 0-12 bulan.
3. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan kepatuhan orang tua dalam
pemberian imunisasi dasar pada balita usia 0-12 bulan.
1.4 Manfaat
Penelitian
1.4.1 Bagi responden
Dapat memberikan informasi pada responden tentang
manfaat pemberian imunisasi pada balita, sehingga responden lebih
berpartisipasi dalam pemberian imunisasi.
1.4.2 Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan bagi peneliti mengenai
hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi. Dan juga sebagai pengalaman dalam melakukan
penelitian untuk menerapkan ilmu yang didapatkan peneliti di bangku kuliah.
1.4.3 Bagi profesi kebidanan
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian
imunisasi pada balita usia 0-12 bulan.meningkatkan peran bidan dalam
meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat secara profesional.
I.4.4. Bagi petugas kesehatan
Agar hasil penelitian dapat memberikan
masukkan kepala petugas kesehatan tentang pentingnya informasi dan penjelasan
kepada orang tua agar bersedia membawa anaknya ke tempat pelayanan kesehatan
terdekat untuk mendapat imunisasi.
1.4.5 Bagi penelitian selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat
digunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan dan membimbing masyarakat
sekitar agar mengetahui dan melaksanakan pemberian imunisasi menurut pentingnya
pemberian imunisasi dasar pada balita usia 0-12 bulan.
1.5 Batasan
Penelitian
Dalam
penelitian ini, peneliti hanya meneliti tentang Hubungan Pengetahuan Orang Tua
Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada Balita Usia 0-12 Bulan Di BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi A.md.keb Desa
Padang Asri Kecamatan Jatirejo Mojokerto”.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan keadaan lokasi
penelitian,sehingga dengan berdasarkan keadaan itu dapat diketahui gambaran
umum wilayah penelitian yang meliputi keadaan umumpenelitian,data geografi,data
demografi dan data sasaran.Selain itu data hasil penelitian meliputi data
pengetahuan orang tua dengan kepatuhan pemberian imunisasi yang dapat membantu
mengidentifikasi segala hal yang berkaitan dengan penelitian ini.
Adapun
data gambaran umum wilayah penelitian yang kami jadikan bahan pendukung pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
4.1 Gambaran umum
Tempat Penelitian
Bidan praktek swasta Ny. Tutik Sri Pratiwi, Amd. Keb. berdiri sejak tahun
1996 berada di Desa Padang asri Kecamatan Jatirejo Kabupaten
Mojokerto, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Barat adalah =
desa koripan
Sebelah selatan = desa Kaloran
Sebelah utara = desa sumbersari
Sebelah timur = desa tempel.
Di desa Padang asri sudah terdapat saluran listrik yang masuk, jalan
masih makadam dan ada sebagian yang sudah beraspal, jarak antara Puskesmas
induk dengan desa Padang asri ± 14 km, dan dengan pustu ± 2 km. Pelayanan yang
ada di BPS diantaranya yaitu Imunisasi,pelayanan keluarga berencana (KB), Antenatal Care (ANC), persalinan, kontrol
nifas dan balai pengobatan untuk penyakit ringan. Jumlah pasien setiap harinya
rata-rata 20 pasien yang berasal dari Desa Padang asri,koripan. Adapun jumlah responden dari penelitian ini adalah
68 responden dilakukan mulai bulan Agustus 2010.
4.2 Hasil
Penelitian
Hasil penelitian akan
menyajikan data yang diambil dari data umum dan data khusus pada 68 orang ibu
yang berperan sebagai keluarga dalam kepatuhan pemberian imunisasi pada balita
usia 0-12 bulan di BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi A.md.Keb Desa Padang Asri
Kec.Jatirejo Kabupaten Mojokerto.
4.2.1 Data
umum
Data umum menggambarkan
karakteristik responden di BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi A.md.Keb Desa Padang Asri
Kec.Jatirejo Kabupaten Mojokerto yang meliputi usia, pendidikan dan pekerjaan.
4.2.1.1 Karakteristik
usia responden
Tabel 4.2 Distribusi Usia Responden di BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi A.md.Keb
Desa Padang Asri Kec.Jatirejo Kabupaten Mojokerto tahun 2010.
no
|
Usia
|
Frekuensi
|
Persentase ( % )
|
1
|
<
20 tahun
|
5
|
7,35
|
2
|
20 - 30 tahun
|
44
|
64,70
|
3
|
>
30 tahun
|
19
|
27,94
|
Total
|
68
|
100
|
Tabel 4.1 di atas dapat
diketahui bahwa sebagian besar usia responden adalah usia dewasa muda antara
20–30 tahun, yaitu sebesar 44 responden (64,70 %). Hal ini disebabkan karena usia 20-30 tahun
merupakan usia reproduksi sehat, sehingga persentasenya paling banyak dalam distribusi
usia responden di BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi A.md.Keb Desa Padang Asri
Kec.Jatirejo Kabupaten Mojokerto.Sedangkan distribusi usia responden < 20
tahun persentasenya paling sedikit, yaitu 7,35 %. Hal ini disebabkan usia < 20 tahun
merupakan usia remaja, sehingga banyak aktivitas yang dicurahkan di bidang pendidikan dan belum memikirkan untuk berumah
tangga.
4.2.1.2 Karakteristik
pendidikan responden
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi
A.md.Keb Desa Padang Asri Kec.Jatirejo Kabupaten Mojokerto Tahun 2010.
no
|
Pendidikan
|
Frekuensi
|
Persentase ( % )
|
1
|
SD
|
12
|
17,65
|
2
|
SMP
|
15
|
22,09
|
3
4
|
SMA
Akademi / PT
|
39
2
|
57,35
2,94
|
Total
|
68
|
100
|
Sumber : Data Primer.
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas
dapat diketahui bahwa sebagian besar pendidikan responden pada tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA), yaitu sebesar 39 responden (57,35 %). Hal ini disebabkan karena pendidikan
merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan pengetahuan seseorang, sehingga
banyak responden yang termotivasi untuk menuntut ilmu setinggi mungkin. Sedangkan distribusi frekuensi pendidikan
responden di tingkat Akademi atau Perguruan Tinggi persentasenya paling
sedikit, yaitu hanya 2,94 %. Hal ini
disebabkan pendidikan perguruan tinggi membutuhkan biaya yang tidak sedikit
sedangkan sosial ekonomi keluarga responden tidak mampu untuk memenuhinya,
sehingga pendidikan responden mayoritas hanya setingkat SMA yang dapat dicapai
sehubungan dengan faktor ekonomi keluarga responden.
4.2.1.3 Karakteristik
pekerjaan responden
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di di BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi
A.md.Keb Desa Padang Asri Kec.Jatirejo Kabupaten Mojokerto Tahun 2010.
no
|
Pekerjaan
|
Frekuensi
|
Persentase ( % )
|
1
|
Ibu rumah tangga
|
29
|
42,65
|
2
|
Wiraswasta
|
16
|
23,53
|
3
4
|
Swasta
PNS
|
19
4
|
27,94
5,88
|
Total
|
68
|
100
|
Sumber
: Data Primer.
Tabel 4.3 di atas dapat
diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga,
yaitu sebesar 29 responden (42,65 %).
Hal ini disebabkan karena mayoritas responden menginginkan mengasuh
balitanya sendiri, sehingga tidak terpikirkan untuk melakukan aktivitas
menambah kebutuhan ekonomi keluarga.
Sedangkan distribusi frekuensi pekerjaan responden yang paling sedikit
adalah pekerjaan PNS, yaitu sebesar 5,88 %.
Hal ini disebabkan peluang untuk diterimanya sebagai PNS sangat kecil
sekali dibandingkan dengan jumlah pencari kerja yang melamar sebagai PNS,
sehingga kesempatan kerja PNS dengan taraf pendidikan responden mayoritas
setingkat SMA persentasenya paling sedikit.
4.2.2 Data
khusus
Data ini menggambarkan tentang
distribusi pengetahuan orang tua dalam pemberian imunisasi pada balita usia
0-12 bulan, kepatuhan orang tua dalam pemberian imunisasi pada balita usia 0-12
bulan dan hubungan pengetahuan orang tua dengan kepatuhan pemberian imunisasi
pada balita usia 0-12 bulan.
4.2.2.1 Karakteristik
pengetahuan orang tua dalam pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Responden tentang pengetahuan orang tua dalam Pemberian Imunisasi pada Balita
Usia 0-12 Bulan di BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi A.md.Keb Desa Padang Asri
Kec.Jatirejo Kabupaten Mojokerto Tahun 2010.
no
|
Pengetahuan orang tua pada balita
usia 0-12 bulan
|
Frekuensi
|
Persentase ( % )
|
1
|
Kurang
|
8
|
11,76
|
2
|
Cukup
|
31
|
45,59
|
3
|
Baik
|
29
|
42,65
|
Total
|
68
|
100
|
Sumber : Data Primer
Tabel 4.4 di atas dapat
diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan orang tua responden memberikan
imunisasi lengkap pada balita usia 0-12 bulan, yaitu sebesar 29 responden (42,65
%) dari 68 responden yang di teliti yang pengetahuannya orang tuanya baik.
4.2.2.2 Karakteristik
kepatuhan pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
Responden tentang Kepatuhan Pemberian Imunisasi pada Balita Usia 0-12 Bulan di
BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi A.md.Keb Desa Padang Asri Kec.Jatirejo Kabupaten
Mojokerto Tahun 2010.
no
|
Kepatuhan pemberian imunisasi pada
balita 0-12 bulan
|
Frekuensi
|
Persentase ( % )
|
1
|
Tidak patuh
|
15
|
22,09
|
2
|
Patuh
|
53
|
77,94
|
|
|
|
|
Total
|
68
|
100
|
Sumber : Data Primer.
Tabel 4.5 di atas dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden patuh dalam pemberian imunisasi pada
balita usia 0-12 bulan, yaitu sebanyak 53 responden (77,94 %) dari 68 responden
yang di telitih yang patuh.
4.2.2.3 Hubungan
pengetahuan orang tua dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada balita usia
0-12 bulan
Tabel 4.6 Tabulasi Silang
pengetahuan orang tua dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi pada Balita Usia
0-12 Bulan di BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi A.md.Keb Desa Padang Asri Kec.Jatirejo
Kabupaten Mojokerto Tahun 2010.
No
|
Pengetahuan orang
tua
|
Kepatuhan Pemberian Imunisasi pada
Balita Usia 0-12 Bulan
|
Total
|
||||
Tidak patuh
|
Patuh
|
||||||
∑
|
%
|
∑
|
%
|
∑
|
%
|
||
1.
2.
3.
|
Kurang
Cukup
Baik
|
8
7
0
|
100
22,60
0
|
0
24
29
|
0
77,40
100
|
8
31
29
|
100
100
100
|
Total
|
19
|
22,10
|
49
|
72,10
|
68
|
100
|
Sumber : Data Primer.
Tabel 4.6 di atas menunjukkan
bahwa responden yang pengetahuan orang tuanya dalam pemberian imunisasi kurang,
tidak patuh dalam pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan, yaitu
sebanyak 8 responden (100 %), sedangkan responden yang pengetahuan orang tuanya
dalam pemberian imunisasi cukup, tidak patuh dalam pemberian imunisasi pada
balita usia 0-12 bulan, yaitu sebanyak 7 responden (22,60 %) dan yang pengetahuan
orang tuanya dalam pemberian imunisasi lengkap, patuh dalam pemberian imunisasi
pada balita usia 0-12 bulan, yaitu sebanyak 29 responden (100 %)
4.2.2.4 Analisis
hasil penelitian
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan
orang tua dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan
digunakan analisis data melalui komputerisasi dengan menggunakan uji sperman rank pada taraf signifikan sebesar 5 %.
Dari uji tersebut didapatkan
koefisien korelasi sebesar 0,618 dengan taraf signifikan sebesar 0,001 yang
lebih kecil dari a 0,05, sehingga H0 ditolak atau H1
diterima yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan orang tua dengan
kepatuhan pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan.
Menurut Sugiono (2006 : 186)
untuk menentukan besarnya keeratan hubungan dapat dilihat pada tabel pedoman
dalam menentukan koefisien korelasi (skala Guilford) sebagai berikut.
Tabel 4.7 Pedoman untuk Pemberian
Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Berdasarkan Skala Guilford.
Interval Koefisien
|
Tingkat Hubungan
|
0,00 - 0,199
0,20 - 0,399
0,40 - 0,599
0,60 - 0,799
0,80 - 1,000
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
|
Sumber :
Data Sekunder.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dari hasil tersebut di atas menunjukkan adanya hubungan yang
kuat antara pengetahuan orang tua dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada
balita usia 0-12 bulan, yaitu mempunyai hubungan yang signifikan atau nyata
karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jika pengetahuan orang
tua dalam pemberian imunisasi kurang dan cukup, maka tidak patuh dalam
pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan, sedangkan pengetahuan orang
tua yang dalam pemberian imunisasinya lengkap, akan patuh dalam pemberian
imunisasi pada balita usia 0-12 bulan.
4.3 Pembahasan
Dari hasil analisis data
didapatkan hubungan yang kuat antara pengetahuan orang tua dengan kepatuhan
pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan di BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi
A.md.Keb Desa Padang Asri Kec.Jatirejo Kabupaten Mojokerto yang dilaksanakan
pada bulan Agustus 2010 akan dilakukan pembahasan sebagai berikut
4.3.1 pengetahuan
orang tua dalam pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan
Berdasarkan hasil analisis
penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan dari 68 responden yang menjadi
sampel penelitian, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar responden pengetahauan
orang tuanya dalam pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan lengkap,
yaitu sebanyak 29 responden (42,65 %). Hal ini disebabkan oleh sudah lengkapnya
imunisasi yang diberikan pada balita usia 0-12 bulan, yaitu imunisasi BCG, HB
1, DPT/HB Combo 1, 2 dan 3, Polio 1, 2, 3 dan 4 serta campak.
Menurut Duvval (2003), orang
tua merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan yang
bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Sedangkan menurut Samik (2002), imunisasi
merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan
vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap
penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu
produk biologik yang terbuat dari kuman, komponen kuman atau racun kuman yang telah
dilemahkan atau dimatikan dan berguna untuk merangsang kekebalan tubuh
seseorang.
Perawatan kesehatan keluarga
adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan dan dipusatkan
pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai
tujuannya dan melalui perawatan sebagai sarananya (Wijaya, 2005). Pemberian imunisasi pada balita usia 0-12
bulan merupakan salah satu bentuk perawatan keluarga, dimana imunisasi
bermanfaat untuk mencegah masuknya kuman penyakit yang disebabkan oleh virus
dan bakteri yang bisa menyebabkan cacat atau kematian. Apabila balita tidak diberi imunisasi ataupun
tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap, balita tersebut akan rentan terhadap
suatu penyakit yang dapat mengganggu kesehatannya. Hal tersebut terlihat dari usia responden
yang masih produktif dengan tingkat pendidikan setingkat SMA mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang kesadaran kemampuan untuk hidup sehat, sehingga
pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan diberikan secara lengkap. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
orang tua sangat berpengaruh positif terhadap pemberian imunisasi pada balita
usia 0-12 bulan. Orang tua dalam
pemberian imunisasi balitanya disarankan untuk mengikuti petunjuk dan jadwal
yang telah ditetapkan.
4.3.2 Kepatuhan
pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan
Berdasarkan hasil analisis
penelitian dengan memberikan kuesioner dari 68 responden yang menjadi sampel
penelitian, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar responden patuh dalam
pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan, yaitu sebanyak 53 responden (77,94
%). Hal ini disebabkan oleh ketaatan
balita usia 0-12 bulan dalam kedatangan melaksanakan imunisasi sesuai
anjuran.
Menurut Niven (2000),
kepatuhan merupakan sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang
diberikan oleh profesional kesehatan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan antara lain faktor
demografi, penyakit, psikososial dan pengetahuan orang tua.
Secara alamiah setiap orang
tua pasti akan melindungi balitanya, karena belum memiliki kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan dan menjaga dirinya dari penyakit. Oleh sebab itu sebegian besar orang tua
balita responden dalam mengasuh balitanya sangat perhatian dalam pemberian
imunisasi, sehingga balita terhindar dari penyakit. Hal tersebut terlihat dari usia responden
yang masih produktif dengan tingkat pendidikan setingkat SMA mempunyai wawasan
yang cukup tentang kesehatan sehingga patuh dalam pemberian imunisasi pada balitanya.
Tingkat pendidikan responden merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi
pola pikir dalam menentukan kepatuhan pemberian imunisasi, karena semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan dapat berpikir lebih baik yang
berkaitan dengan kesehatan balitanya. Responden
yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam melaksanakan anjuran
tentang pemberian imunisasi pada balitanya.
Begitu pula sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah, agak sulit dan
memakan waktu yang relatif lama untuk mengadakan perubahan. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan seseorang pada umumnya mempengaruhi cara berpikirnya. Makin tinggi tingkat pendidikannya makin
dinamis sikapnya terhadap hal-hal baru.
Sehingga dalam pemberian imunisasi balita disarankan keluarga agar patuh
sesuai anjuran kesehatan dan jangan mempunyai sifat yang masih terlalu
tradisional.
4.3.3 Hubungan
pengetahuan orang tua dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan
Berdasarkan uji statistik
dengan uji sperman rank pada taraf
signifikan a = 0,05 didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,289
dengan taraf signifikan sebesar 0,001.
Sugiono (2006 : 186) mengatakan bahwa angka korelasi ( r ) antara
0,60-0,799 menunjukkan korelasi yang kuat.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian terdapat hubungan yang
kuat antara pengetahuan orang tua dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada
balita usia 0-12 bulan di. BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi A.md.Keb Desa Padang Asri
Kec.Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Hal ini disebabkan oleh usia responden yang
mayoritas usia reproduksi sehat dengan tingkat pendidikan yang setaraf menengah
atas.
Orang tua memiliki
peranan penting dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan anggota keluarga
maupun masyarakat. Seperti pendapat yang
diungkapkan Marby (2004), bahwa orang tua memiliki pengaruh dalam
berbagai tindakan kedokteran yang akan dilakukan, termasuk diagnosis,
pencegahan, pengobatan, dan perawatan. Selain itu pengetahuan mengenai tumbuh
kembang balita juga sangat penting diketahui orang tua agar tercapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, termasuk didalamnya imunisasi. Pada umumnya tanggung jawab untuk mengasuh balita diberikan pada orang
tua. Pengetahuan orang tua tentang
dampak anak yang tidak mendapat imunisasi dipengaruhi oleh faktor pendidikan,
tingkat penghasilan dan kebiasaan.
Sehingga dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan ibu diharapkan adanya perubahan perilaku yang diharapkan dapat
terwujud dalam pemberian imunisasi pada balitanya.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian pada
bulan Agustus 2010 di bps ny.tutik sri pratiwi A.md.keb desa padang asri
kecamatan jatirejo kabupaten mojokerto dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. pengetahuan orang tua terhadap
pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan hampir setengahnya yang
pengetahuan memberikan imunisasi Baik sebanyak 29 responden 42,65 % .
2. Kepatuhan pemberian imunisasi
pada balita usia 0-12 bulan sebagian besar patuh sebanyak 53 responden 77,94 % .
3. Ada hubungan yang kuat antara pengetahuan
orang tua dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan
di Bulan di BPS Ny.Tutik Sri Pratiwi
A.md.Keb Desa Padang Asri Kec.Jatirejo Kabupaten Mojokerto.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi
responden
Orang
tua diharapkan dapat lebih aktif dalam menambah pengetahuan tentang pemberian
imunisasi pada balita usia 0-12 bulan baik dari media cetak, elektronik maupun
melalui penyuluhan-penyuluhan oleh petugas kesehatan, sehingga taat dalam kedatangan melaksanakan imunisasi balitanya
sesuai anjuran.
5.2.2 Bagi peneliti
Perlu
ditingkatkan aktivitas peneliti dalam pembelajaran dan pelaksanaan penelitian
serta aplikasi ilmu yang telah didapatkan selama menjalani perkuliahan.
5.2.3 Bagi profesi kebidanan
Dengan
hasil penelitian ini diharapkan bidan dapat meningkatkan kinerjanya dalam mensosialisasikan
tentang pentingnya pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan secara
lengkap dengan banyak menambah pengetahuan orang tua tentang pengetahuan
terhadap pemberian imunisasi pada balita usia 0-12 bulan melalui penyuluhan dan
konseling.
5.2.4 Bagi penelitian selanjutnya
Perlu dikembangkan penelitian yang lebih lanjut
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pemberian imunisasi pada
balita usia 0-12 bulan, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Sebaiknya dengan menggunakan sampel yang
lebih besar agar data-data yang diperoleh benar-benar valid.
0 komentar:
Posting Komentar