ABSTRAK
HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA DENGAN KELANCARAN
PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI POLINDES FLAMBOYAN “NY. MIFTAKHUL JANNNAH,
Amd.Keb” DESA CEPOKOLIMO KECAMATAN PACET
KABUPATEN MOJOKERTOB
YULI AINUR ROHMA
Perawatan payudara
adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas (masa
menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran ASI. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan di Polindes
Flamboyan “Ny. Miftakhul Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo Kecamatan Pacet
Kabupaten Mojokerto ternyata masih banyak ibu nifas yang melakukan perawatan
payudara kurang baik sehingga produksi ASI juga banyak yang tidak lancar.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perawatan
payudara dengan kelancaran produksi ASI pada ibu nifas di
Polindes Flamboyan “Ny. Miftakhul
Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.
Desain penelitian ini adalah survei analitik
dengan pendekatan cross sectional.
Populasinya adalah semua ibu nifas hari ke 4-10 sebanyak 21 orang, dengan
menggunakan teknik random sampling,
maka besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 orang.
Variabel independennya adalah
perawatan payudara dan variabel dependennya
adalah kelancaran produksi ASI. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah check list dan lembar
observasi. Dianalisis dengan menggunakan uji
eksak fisher dengan α = 0,05.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 10 responden (50%) perawatan payudara kurang baik
dan produksi ASI yang tidak lancar ada 14 responden (70%). Setelah dianalisis,
maka diperoleh
p= 0,003 dengan derajat kemaknaan (α= 0,05). Sehingga didapatkan hasil bahwa p<α, berarti H1 di
terima artinya
ada hubungan antara perawatan
payudara dengan kelancaran produksi ASI pada ibu nifas di Polindes Flamboyan
“Ny. Miftakhul Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo Kecamatan Pacet Kabupaten
Mojokerto.
Oleh karena itu saran peneliti karena ada
hubungan perawatan payudara dengan kelancaran produksi ASI, maka perawatan
payudara perlu ditingkatkan agar produksi ASI berjalan dengan lancar.
Kata kunci : Perawatan Payudara, Kelancaran Produksi ASI
ABSTRACT
THE
RELATION OF MAMMAE’S CARING WITH SMOOTHNESS PRODUCTION IN CHILDBED MOTHER AT
POLINDES
FLAMBOYAN
“NY. MIFTAKHUL JANNAH, Amd.Keb”
DESA
CEPOKOLIMO KECAMATAN PACET
KABUPATEN
MOJOKERTO
YULI
AINUR ROHMA
Mammae’s caring is an action to caring mammae, especially in
childbed (in suckle) for smoothness of ASI. Based on research which done at
Polindes Flamboyan “Ny. Miftakhul Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo Kecamatan
Pacet Kabupaten Mojokerto, appear still more childbed mother that do mammae’s
caring not good so that ASI’s production not smoothness too. As for purpose
this research is to know relation between mammae’s caring and the smoothness of
ASI’s production at Polindes Flamboyan “Ny. Miftakhul Jannah, Amd.Keb” Desa
Cepokolimo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.
Design of this research is analytic survey with approximation cross
sectional. The population are all childbed mother in day 4 – 10 as much as 21
persons, use random sampling technical, therefore sample which used in this
reseach are 20 persons. The independence variable is mammae’s caring and
dependence variable is the smoothness of ASI’s production. Instrument which
used in this research are check list and observation sheet. Analyzed which use
exact fisher test with α = 0,005.
The result of research show that 10 persons (50%) mammae’s caring is
not good and there are ASI’s production isn’t smoothness 14 persons (70%).
After analyzed, obtained p=0,003 with meaning degree (α=0,05). So that obtained
result if p<α, mean H1 received, and the meaning is there are relation
between mammae’s caring with smoothness of ASI’s production in childbed mother
at Polindes Flamboyan “Ny. Miftakhul Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo Kecamatan
Pacet Kabupaten Mojokerto.
Therefore, we are suggestion to increase mammae’s caring because
thereare relation between mammae’s caring and smoothness of ASI’s production,
so that ASI’s production can go out with smooth.
Keyword : Mammae’s caring, smoothness of ASI’s
production
|
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawatan payudara pada masa nifas merupakan
suatu usaha yang dilakukan agar kondisi payudara baik, demi mencapai
keberhasilan menyusui. Perawatan payudara pada masa
nifas bertujuan memperbanyak atau memperlancar produksi ASI. Perawatan payudara bermanfaat merangsang
payudara dan mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan
oksitosin. Hormon prolaktin
mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan hormon oksitosin mempengaruhi
proses pengeluaran ASI (www.ask.com: 2010). ASI tersebut diproduksi oleh
alveoli yang merupakan bagian hulu dari
pembuluh kecil air susu. ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi
karena mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi
yang dibuat oleh manusia ataupun susu yang berasal dari hewan seperti susu
sapi, susu kerbau, atau susu kambing. Pemberian ASI secara penuh sangat
dianjurkan oleh ahli gizi di seluruh dunia. Tidak satupun susu buatan manusia
(susu formula) dapat menggantikan perlindungan kekebalan tubuh seorang bayi,
seperti yang diperoleh dari susu kolostrum (www.indomedia.com: 2010).
Berdasarkan survei
yang dilakukan oleh badan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan, pada
tahun 2002 didapatkan 46% ketidaklancaran ASI terjadi akibat perawatan payudara
yang kurang, 25% akibat frekuensi menyusui yang kurang dari 8x/hari, 14% akibat
BBLR, 10% akibat prematur, dan 5% akibat penyakit akut maupun kronis (www.litbang.depkes.com: 2010). Berdasarkan data yang diperoleh di Polindes Flamboyan “Ny. Miftakhul
Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto pada
tanggal 1-31 Maret 2010, ditemukan ibu nifas sebanyak 32 orang. Masing-masing
tersebut didapatkan 25 orang ibu nifas yang mengalami ketidaklancaran ASI,
meliputi: 5 orang (20%) akibat frekuensi menyusui yang kurang dari 8x/hari, 3
orang (12%) akibat BBLR, 2 orang (8%) akibat premature, 1 orang (4%) akibat
penyakit akut (Mastitis), dan 14 orang (56%) akibat perawatan payudara yang
kurang.
Dalam beberapa kasus, muncul dimana ASI tidak
dapat keluar lancar sehingga tidak dapat menyusui bayinya. Hal ini biasanya
disebabkan oleh berbagai faktor, seperti: Frekuensi menyusui yang kurang, BBLR,
Prematur, adanya penyakit akut/kronik, dan perawatan payudara yang kurang (www.breastfeed.com: 2010). Berdasarkan data
di atas dapat diketahui bahwa ketidaklancaran ASI banyak dipengaruhi oleh
perawatan payudara yang kurang. Oleh karena itu, perawatan payudara sangat
penting dilakukan bagi ibu yang telah melahirkan utuk mencegah masalah-masalah
yang timbul selama laktasi, seperti: pembengkakkan payudara, penyumbatan
saluran ASI, radang payudara dan sebagainya (www.ask.com: 2010).
Untuk mengatasi
permasalahan diatas, lakukan perawatan payudara selama menyusui. Untuk
mengurangi sakit pada payudara maka lakukan pengurutan payudara secara perlahan,
kompres air hangat sebelum bayi menyusui karena panas dapat merangsang aliran
ASI kemudian kompres air dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa sakit
dan pembengkakan. Sehingga dengan pengurutan payudara secara perlahan,
mengopres air hangat dan air dingin pada payudara, serta membersihkan puting
secara benar dan teratur diharapkan ASI dapat keluar lancar dan proses laktasi
pun berjalan lancar (www.melindahospital.com:
2010)
1.2 Rumusan Masalah
Adakah hubungan perawatan payudara dengan
kelancaran produksi ASI pada ibu nifas di Polindes Flamboyan “Ny. Miftakhul
Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan
perawatan payudara dengan kelancaran produksi ASI pada ibu nifas di Polindes
Flamboyan “Ny. Miftakhul Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo kecamatan Pacet
Kabupaten Mojokerto.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi perawatan payudara pada ibu
nifas di Polindes Flamboyan “Ny. Miftakhul Jannah,
Amd.Keb” Desa Cepokolimo kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.
2. Mengidentifikasi kelancaran
produksi ASI pada ibu nifas di Polindes Flamboyan “Ny. Miftakhul Jannah, Amd.Keb”
Desa Cepokolimo kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.
3. Menganalisis hubungan perawatan payudara dengan
kelancaran produksi ASI pada ibu nifas di Polindes Flamboyan “Ny. Miftakhul
Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Responden
Menambah pengetahuan ibu nifas mengenai pentingnya perawatan payudara untuk
kelancaran produksi ASI.
1.4.2 Bagi Peneliti
Mengetahui secara langsung
hubungan perawatan payudara terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu nifas.
1.4.3 Bagi Profesi Kebidanan
Sebagai acuhan bidan untuk
mendeteksi secara dini ketidaklancaran produksi ASI yang terjadi pada ibu nifas
akibat tidak melakukan perawatan payudara.
1.4.4 Bagi Penelitian Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai bahan
untuk penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan penyebab ketidaklancaran
produksi ASI pada ibu nifas.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya meneliti
salah satu sebab terjadinya ketidaklancaran produksi ASI pada ibu nifas akibat
perawatan payudara yang kurang. Sedangkan penyebab lain terjadinya ketidaklancaran
ASI pada ibu nifas tidak diteliti.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Gambaran Umum Wilayah Tempat Penelitian
Desa Cepokolimo merupakan wilayah
bagian dari kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto dengan luas wilayah ± 89.070
ha. Desa Cepokolimo memiliki batas – batas wilayah yaitu sebelah Utara
berbatasan dengan Desa Soso, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kambengan,
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Baraan, Sebelah Timur berbatasan dengan
Desa Pasinan. Sebagian besar wilayah Desa Cepokolimo untuk untuk area persawahan.
Antara dusun yang satu dengan dusun yang lain dihubungkan dengan jalan beraspal
dan jalan berbatu. Saran transportasi yang digunakan adalah sepeda roda dua,
sepeda motor, dan mobil. Di Desa Cepokolimo terdapat 2 Masjid, 4 Mushollah, 1
sekolah SD, 1 Sekolah MI, 1 Sekolah MTS. Di Desa Cepokolimo terdapat Polindes
dengan tenaga kesehatan yaitu 1 Bidan dan ada 1 Perawat.
4.1.2 Data Umum
- Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden di Polindes Flamboyan “NY. Miftakhul Jannah,
Amd.Keb” Desa Cepokolimo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto pada bulan
September 2010
No
|
Umur
|
Frekuensi
|
Presentasi (%)
|
1
2
3
|
19-24 tahun
25-30tahun
31-36
tahun
|
3
16
1
|
15
80
5
|
|
Total
|
20
|
100
|
Sumber :
Data Primer pada bulan September 2010
Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa hampir
seluruhnya responden berusia antara 25-30 tahun sebanyak 16 responden (80%).
- Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidkan Terakhir
Tabel
4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan
pendidikan terakhir responden di Polindes Flamboyan “NY. Miftakhul Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo
Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto pada bulan September 2010
No
|
Pendidikan terakhir
|
Frekuensi
|
Presentasi (%)
|
1
2
3
4
|
SD
SMP
SMA
PERGURUAN
TINGGI
|
2
10
7
1
|
10
50
35
5
|
|
Total
|
20
|
100
|
Sumber :
Data Primer pada bulan September 2010
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa
setengahnya responden yang berpendidikan SMP yaitu sebanyak 10 responden (50%).
- Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel
4.3 Distribusi pekerjaan
responden di Polindes
Flamboyan “NY. Miftakhul Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo Kecamatan Pacet
Kabupaten Mojokerto pada bulan September 2010
No
|
Pekerjaan
|
Frekuensi
|
Presentasi (%)
|
1
2
3
4
|
swasta
wiraswasta
Petani
IRT
|
2
2
4
12
|
10
10
20
60
|
|
Total
|
20
|
100
|
Sumber :
Data Primer pada bulan September 2010
Berdasarkan
tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden tidak bekerja
(IRT) yaitu sebanyak 12 responden (60%).
4.1.3 Data Khusus
1.Perawatan payudara
Tabel 4.4 Distribusi perawatan
payudara di Polindes Flamboyan “NY. Miftakhul Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo
Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto pada bulan September 2010
No.
|
Perawatan
Payudara
|
Frekuensi
|
Presentasi
(%)
|
1.
2.
3.
|
Baik
Cukup
Kurang
|
5
5
10
|
25
25
50
|
|
Total
|
20
|
100
|
Berdasarkan
tabel di atas menunjukkan bahwa setengahnya dari langkah perawatan payudara
yang kurang baik yaitu sebanyak 10 responden (50%).
2. Kelancaran Produksi ASI
Tabel 4.5 Distribusi kelancaran
produksi ASI di Polindes Flamboyan “NY. Miftakhul Jannah, Amd.Keb” Desa
Cepokolimo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto pada bulan September 2010
No.
|
Kelancaran
Produksi ASI
|
Frekuensi
|
Presentasi
(%)
|
1.
2.
|
Lancar
Tidak lancar
|
6
14
|
30
70
|
|
Total
|
20
|
100
|
Berdasarkan
tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar produksi ASI yang tidak lancar
yaitu sebanyak 14 responden (70%).
3. Hubungan Perawatan Payudara Dengan
Kelancaran Produksi ASI
Tabel 4.6 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara perawatan payudara dengan
kelancaran produksi ASI pada ibu nifas di Polindes Flamboyan “NY. Miftakhul
Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto pada bulan
September 2010
|
Lancar
|
Tidak Lancar
|
Total
|
||
Baik
|
4
(66,67%)
|
1
(7,14%)
|
5
(100%)
|
||
Cukup
|
2
(33,33%)
|
3
(21,43%)
|
5
(100%)
|
||
Kurang
|
0(0%)
|
10
(71,43%)
|
10
(100%)
|
||
Total
|
6
|
14
|
20
(100%)
|
||
p= 0,003
|
Dari data di atas
diperoleh p= 0,003 dengan derajat kemaknaan
(α= 0,05). Sehingga
didapatkan hasil bahwa
p<α,
berarti H1 di terima artinya
ada hubungan antara perawatan
payudara dengan kelancaran produksi ASI pada ibu nifas di Polindes Flamboyan
“Ny. Miftakhul Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo Kecamatan Pacet Kabupaten
Mojokerto.
4.2
Pembahasan
4.2.1 Perawatan
Payudara Pada ibu Nifas
Berdasarkan hasil penelitian (lihat
tabel 4.4) menunjukan bahwa sebanyak 10 responden (50%) melakukan perawatan
payudara yang kurang baik dan hanya ada 5 responden (25%) yang mampu melakukan
perawatan payudara dengan baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain: sebanyak 4 responden (40%) malas melakukan perawatan payudara dan 6
responden (60%) menganggap bahwa langkah-langkah dalam perawatan payudara
terlalu rumit. Perawatan payudara yang kurang baik tersebut banyak terjadi akibat
adanya kesalahan dalam melakukan pengurutan pada payudara, karena antara
langkah pengurutan yang satu dengan yang lainnya hampir sama sehingga responden
terkadang sulit membedakan.
Pada ibu nifas sebaiknya melakukan
perawatan payudara secara teratur karena selain untuk memelihara kebersihan
puting, perawatan payudara juga dapat memperlancar produksi ASI.
Langkah-langkah dalam melakukan perawatan payudara hendaknya dilakukan secara
berurutan.
Perawatan payudara tersebut merupakan
suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui)
untuk memperlancar pengeluaran ASI. Apabila perawatan payudara dapat dilakukan
dengan baik, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar. Sedangkan pada perawatan
payudara yang dilakukan kurang baik, maka produksi ASI tidak akan berjalan
lancar. Adapun langkah-langkah dalam melakukan perawatan payudara yang baik,
yaitu: mengompres kedua puting dengan baby oil selama 2-3 menit, membersihkan
puting, melakukan pengurutan dengan gerakan memutar sebanyak 20-30 kali pada
tiap payudara, pengurutan dengan mengunakan sisi kelingking sebanyak 20-30 kali
pada tiap payudara, pengurutan dengan posisi tangan mengepal sebanyak 20-30
kali pada tiap payudara, dan kompres dengan air hangat lalu air dingin kemudian
keringkan dengan handuk kering (Weny Kristiyansari, 2009: 63).
Untuk mengatasi masalah di atas, maka pada
ibu nifas yang malas melakukan perawatan payudara sebaiknya diberikan motivasi mengenai
pentingnya perawatan payudara dan pada tiap kali kunjungan ibu nifas dianjurkan
untuk menerapkan langkah perawatan payudara. Selain itu, bagi ibu nifas yang
menganggap bahwa langkah-langkah dalam perawatan payudara teralu rumit maka
sebaiknya mengajarkan pada ibu nifas tiap-tiap langkah dalam melakukan
perawatan payudara sampai ibu nifas benar-benar mengerti, memahami dan mampu
melakukan perawatan payudara secara mandiri.
4.2.2 Kelancaran
Produksi ASI
Berdasarkan hasil
penelitian (lihat tabel 4.5) menunjukan bahwa sebagian besar responden sebanyak 14 responden (70%) yaitu
mengalami ketidakancaran produksi ASI. Ketidaklancaran produksi ASI ini terjadi
banyak terjadi akibat dari perawatan payudara yang dilakukan kurang baik.
Ketidaklancaran
produksi yang terjadi tersebut dapat diketahui dari tanda-tanda ASI yang tidak
lancar, seperti: ASI tidak dapat keluar secara spontan dan memerlukan alat bantu,
sebelum disusukan payudara terasa lembek, bayi kencing kurang dari 8x/hari, dan
berat bayi tidak mengalami kenaikan yang sesuai dengan umur.
Adapun hal-hal yang
dapat mempengaruhi kelancaran produksi ASI tersebut, antara lain: perawatan
payudara, makanan, faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan, berat lahir
bayi, umur kehamilan saat melahirkan, stress dan penyakit. Perawatan payudara
yang dilakukan tersebut bermanfaat mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan
hormon prolaktin dan oksitosin, hormon prolaktin mempengaruhi jumlah produksi
ASI dan hormon oksitosin mempengaruhi pengeluaran ASI. Makanan yang dikonsumsi
ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI, apabila makanan yang ibu
makan cukup akan gizi dan pola makan teratur maka produksi ASI akan berjalan
dengan lancar. Pada faktor isapan anak
atau frekuensi penyusuan ini maka paling sedikit bayi disusui 8x/hari, karena
semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu maka produksi dan pengeluaran ASI
akan semakin lancer. Berat lahir bayi pada BBLR mempunyai kemampuan menghisap
ASI yang lebih rendah di banding dengan bayi yang berat lahirnya normal, karena
perbedaan berat tersebut mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI. Umur
kehamilan saat melahirkan mempengaruhi kemampuan menghisap bayi sehingga
produksi ASI yang dihasilkan tidak optimal. Stres dan penyakit dapat mengganggu
produksi ASI sehingga dalam hal ini ibu sebaiknya dalam kondisi yang rileks dan
nyaman (Weny
Kristiyansari, 2009: 63).
Untuk mengatasi
masalah ketidaklancaran produksi ASI, maka anjurkan pada ibu nifas untuk makan
makanan yang bergizi sehingga kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi dengan baik,
anjurkan ibu nifas minum air putih yang
banyak agar ibu nifas tidak mengalami dehidrasi sehingga suplai ASI dapat
berjalan lancar dan ibu nifas harus banyak istirahat agar kondisinya tetap
terjaga dengan baik.
4.2.3
Hubungan Perawatan
Payudara Dengan Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu Nifas
Hubungan perawatan payudara dengan
kelancaran produksi ASI pada ibu nifas diukur dengan menggunakan perhitungan
nilai uji Eksak Fisher, menunjukan bahwa
p=0,033 dan α= 0,05. Karena
p< α, maka H1 di terima yang artinya ada hubungan antara perawatan payudara
dengan kelancaran produksi ASI pada ibu nifas di Polindes Flamboyan “Ny. Miftakhul
Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.
Pada ibu nifas sebaiknya melakukan
perawatan payudara secara teratur karena selain untuk memelihara kebersihan
puting, perawatan payudara juga dapat memperlancar produksi ASI.
Langkah-langkah dalam melakukan perawatan payudara hendaknya dilakukan secara
berurutan. Pada ketidaklancaran produksi yang terjadi
tersebut dapat diketahui dari tanda-tanda ASI yang tidak lancar, seperti: ASI
tidak dapat keluar secara spontan dan memerlukan alat Bantu, sebelum disusukan
payudara tersa lembek, bayi kencing kurang dari 8x/hari, dan berat bayi tidak
mengalami kenaikan yang sesuai dengan umur.
Perawatan payudara merupakan suatu
usaha yang dilakukan agar kondisi payudara baik, demi mencapai keberhasilan
menyusui. Perawatan payudara sebaiknya dilakukan dua kali sehari pada waktu mandi
pagi dan sore hari. Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara maka lakukan
pengurutan payudara secara perlahan, kompres air hangat sebelum menyusui bayi
karena panas dapat merangsang aliran ASI kemudian kompres air dingin setelah
menyusui untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Perawatan payudara
tersebut bermanfaat untuk merangsang payudara dan mempengaruhi hipofise untuk
mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon prolaktin mempengaruhi
jumlah produksi ASI, sedangkan hormon oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran
ASI (www.indomedia.com: 2010). Adapun
kriteria untuk mengetahui lancarnya produksi ASI pada ibu nifas, antara
lain: ASI yang banyak merembes keluar melalui puting, ASI keluar secara spontan
tanpa penggunaan alat bantu, Sebelum disusukan payudara terasa tegang, Bayi
kencing sering sekitar 8x sehari, Berat bayi naik sesuai dengan umur, dan jika
ASI cukup bayi akan tertidur selama 3-4 jam (www.Blogspot.com:
2010). Selain itu beberapa makanan yang di sinyalir dapat mengganggu produksi
ASI yaitu: produk olahan yang berbahan susu, biji-bijian dan kacang-kacangan,
makanan pedas dan makanan yang mengandung gas. Kandungan protein alergenik pada
produk-produk olahan berbahan susu dapat masuk ke ASI dan menghasilkan
gejala-gejala sakit perut pada bayi. Pada biji-bijian yang paling alergenik
adalah gandum, jagung dan kacang tanah. ASI akan terasa berbeda setelah ibu
mengkonsumsi makanan pedas, sehingga dapat menimbulkan protes dari lambung bayi
atau sakit perut. Makanan yang mengandung gas dapat membuat bayi banyak
mengeluarkan gas pula (www.ask.com: 2010).
Untuk mengatasi masalah perawatan payudara
yang kurang tersebut, maka pada ibu nifas yang malas melakukan perawatan
payudara sebaiknya diberikan motivasi mengenai pentingnya perawatan payudara
dan pada tiap kali kunjungan ibu nifas dianjurkan untuk menerapkan langkah
perawatan payudara. Bagi ibu nifas yang menganggap bahwa langkah-langkah dalam
perawatan payudara teralu rumit maka sebaiknya mengajarkan tiap-tiap langkah
dalam melakukan perawatan payudara sampai ibu nifas benar-benar mengerti,
memahami dan mampu melakukan perawatan payudara secara mandiri. Sedangkan untuk
mengatasi masalah ketidaklancaran produksi ASI, maka
anjurkan pada ibu nifas untuk makan makanan yang bergizi sehingga kebutuhan
nutrisinya dapat terpenuhi dengan baik, anjurkan ibu nifas minum air putih yang banyak agar ibu nifas
tidak mengalami dehidrasi sehingga suplai ASI dapat berjalan lancar dan ibu
nifas harus banyak istirahat agar kondisinya tetap terjaga dengan baik.
|
BAB 5
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Perawatan payudara
pada ibu nifas di Polindes
Flamboyan “Ny. Miftakhul Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo Kecamatan Pacet
Kabupaten Mojokerto
yang
kurang yaitu sejumlah 50% (10 Responden) dari 20 Responden.
2. Kelancaran produksi
ASI pada ibu nifas di Polindes
Flamboyan “Ny. Miftakhul Jannah, Amd.Keb” Desa Cepokolimo Kecamatan Pacet
Kabupaten Mojokerto
yang
tidak lancar yaitu sejumlah 60% (12 Responden) dari 20 Responden.
3. Ada hubungan perawatan
payudara dengan kelancaran produksi ASI pada ibu nifas.
5.2 Saran
5.2.1
Bagi Responden
Diharapkan masyarakat terutama bagi ibu
nifas mampu melakukan perawatan payudara secara benar sehingga produksi ASI
lancar dan proses laktasi juga berjalan dengan lancar pula.
5.2.2
Bagi Peneliti
Diharapkan
peneliti mampu mengetahui penyebab ketidaklancaran produksi ASI dan mampu
memberi solusi dalam mengatasi ketidaklancaran produksi ASI pada ibu nifas.
5.2.3 Bagi Profesi Kebidanan
Diharapkan petugas kesehatan dapat
memberikan pelatihan tentang langkah-langkah dalam melakukan perawatan payudara
secara benar.
5.2.3
Bagi Peneliti
Selanjutnya
Hasil penelitian ini merupakan data
dasar yang dapat digunakan sebagai bahan masukan didalam melaksanakan
penelitian lanjutan bagi peneliti yang tertarik, berkaitan tentang hubungan perawatan
payudara dengan kelancaran produksi ASI pada ibu nifas.
0 komentar:
Posting Komentar