ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA
DENGAN ANEMIA PADA IBU MENYUSUI DI DESA
KEJAGAN
KECAMATAN TROWULAN
KABUPATEN MOJOKERTO
LUTFIA DEWI WINGKINGSARY
Anemia pada
ibu menyusui yaitu suatu kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah ibu menyusui lebih dari
3 bulan < 12 gram %.Yang disebabkan oleh kurang memadainya asupan makanan
sumber Fe, kemiskinan, meningkatnya kebutuhan Fe, kehilangan fE melalui ASI. Anemia
pada ibu menyusui banyak ditemukan dinegara-negara berkembang, dimana prevalensinya
tahun 2001 52%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
kesejahteraan keluarga dengan anemia pada ibu menyusui.
Penelitian ini menggunakan jenis analitik
dengan pendekatan cross sectional dan subyek penelitiannya ibu
menyusui dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random dan jumlah
responden 64 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara yang terdiri
dari 21 pertanyaan tentang tingkat kesejahteraan keluarga dan observasi tentang
anemia pada ibu menyusui.
Hasil
penelitian menunjukkan tingkat anemia terbanyak pada keluarga pra sejahtera 20
orang (90,9 %). Dari perhitungan uji spearman rank hasilnya 0,4 > 0,364 yang
berarti H1 diterima dan ada hubungan tingkat kesejahteraan keluarga dengan
anemia pada ibu menyusui.
Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa anemia pada ibu menyusui bisa dipengaruhi
oleh faktor ekonomi/ kemiskinan yang bisa diukur melalui tingkat kesejahteraan
keluarga. Dengan demikian diharapkan meningkatkan frekuensi penyuluhan tentang makanan
mengandung zat besi yang dapat dijangkau oleh ibu menyusui sesuai tingkat
kesejahteraan keluarga, mengoptimalkan pelayanan kesehatan terutama melakukan
pemerikasaan kadar hemoglobin pada ibu menyusui agar apabila ada keadaan yang
abnormal segera diketahui secara dini dan mendapat penanganan yang tepat
seperti memberi tablet Fe pada ibu menyusui.
Kata Kunci :
Kesejahteraan keluarga, Anemia
ABSTRACT
MOUNT RELATION OF FAMILY PROSPERITY
WITH THE ANEMIA OF MOTHER SUCKLE IN COUNTRYSIDE
KEJAGAN OF SUB DISTRICT TROWULAN
REGENCY MOJOKERTO
LUTFIA DEWI WINGKINGSARY
Anemia of mother suckles
that is a Haemoglobin rate (Hb) in mother blood suckles more than 3 month <
12 gram %. What is because of less be adequate it intake of food of source Fe,
poorness, the increasing of requirement Fe, loss Fe of through ASI. Anemia of
mother suckle a lot of found by a nations expand, where prevalent year 2001
52%. This research target is to know the relation mount the family prosperity
with the anemia of mother suckle.
This research use the
analytic type with the approach of cross sectional and its subject research is
mother suckle with the technique of intake sample use the simple random and sum
up the respondent 64 people. Data collected by using interview consisted of 21
question of about level of prosperity of family and observation of about anemia
of mother suckles.
Result of research show the anemia level of a lot of secure
and prosperous pre family 20 people (90,9 %). From calculation test the its
spearman rank result 0,4 > 0,364 meaning H1 accepted and there is
relation mount the family prosperity with the anemia of mother suckle.
From inferential research result that anemia of mother
suckle can be influenced by economic factor / poorness which can be measured by
through level of family prosperity. Is thereby expected to improve the
counseling frequency of about food contain the ferrum which can be reached by
mother suckle according to level of family prosperity, optimal of health
service especially do the inspection of hemoglobin rate of mother suckle so
that if there is abnormal circumstance is immediately known early and get the
correct handling like giving tablet Fe of mother suckle.
Keyword : Family Prosperity, Anemia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kemiskinan di Indonesia
memunculkan berbagai penyakit pada kelompok resiko tinggi seperti ibu hamil,
ibu menyusui, bayi, balita, dan lanjut usia. Kemiskinan tersebut menyebabkan
cakupan gizi rendah, pemeliharaan kesehatan kurang, lingkungan buruk, dan biaya untuk berobat tidak ada. Salah satu
gangguan gizi yang disebabkan oleh kemiskinan berupa kekurangan kalori protein
yang dapat menyebabkan kekurangan zat besi (anemia). Masalah defisiensi zat
besi merupakan masalah kesehatan masyarakat di banyak negara berkembang
termasuk di Indonesia yang banyak dialami oleh kelompok rawan gizi seperti ibu
menyusui (www.damandiri.or.id/eva/2008). Sedangkan untuk menentukan model
pengukuran kemiskinan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
melakukan pentahapan keluarga sejahtera (pypanji.wordpress.com/2008).
Menurut Dijkhuizen et al
anemia pada ibu menyusui banyak ditemukan dinegara-negara berkembang, dimana
prevalensinya tahun 2001 sebesar 52 % (doc-search-engine.com/2008). Prevalensi anemia ibu
menyusui di Indonesia tahun 2006 sebesar 34,1% (www.cakrawala.com/2007).
Menurut data yang diperoleh pada ibu menyusui dengan anemia di Desa
Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto bulan Januari 2010 jumlah
ibu menyusui ada 84 orang, 20 orang yang mengalami anemia (23,81%) dan 64 orang
ibu menyusui yang tidak mengalami anemia (76,19%). Sedangkan pada bulan Februari 2010 jumlah ibu menyusui ada
76 orang, 22 orang yang mengalami anemia (28,95%) dan 54 orang ibu menyusui
yang tidak mengalami anemia (71,05%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
kejadian ibu menyusui dengan anemia
mengalami peningkatan dari bulan Januari sampai Februari 2010 sebesar
5,14%.
Anemia adalah suatu
keadaan dimana komponen di dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah
jumlahnya kurang dari kadar normal (doc-search-engine.com/2008). Masalah anemia gizi
di Indonesia yang berkaitan dengan kekurangan zat besi (Sunita, 2009: 309). Anemia
yang banyak menimpa wanita usia usia subur dan masih produktif, dipicu oleh
fungsi reproduksi mereka, mulai dari menstruasi, kehamilan, melahirkan, sampai
dengan menyusui (www.bkkbn.go.id/2008).
Masalah gizi terjadi pada suluruh siklus kehidupan mulai dari bayi sampai
balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa termasuk ibu hamil dan ibu menyusui
(www.damandiri.or.id/eva/2008). Wanita menyusui memerlukan lebih banyak Fe
dibandingkan dengan wanita biasa karena ASI mengandung Fe dalam bentuk
lactotransferin yang diberikan kepada anak yang sedang disusukan (Sediaoetama,
2000: 180). Anemia yang terjadi pada ibu menyusui akan berdampak terhadap
kemampuan untuk memproduksi ASI yang cukup dimana cadangan atau jaringan ibu
akan dipakai untuk memproduksi ASI sehingga ibu sangat beresiko terhadap
terjadinya gizi kurang dan anemia yang lebih berat
(www.damandiri.or.id/eva/2008). Jika tidak segera ditangani anemia zat besi bisa menyebabkan ganguan
kesehatan serius (doc-search-engine.com/2008).
Untuk menanggulangi anemia pada ibu menyusui berdasarkan tingkat
kesejahteraan keluarga adalah dengan memberikan makanan bergizi yang cukup
mengandung zat besi, hal itu tidak selalu harus diperoleh dengan harga mahal.
Penyuluhan dan pelatihan makanan bergizi dapat dilakukan oleh tenaga ahli gizi,
bersama dengan tenaga ahli kesehatan tenaga lingkungan, atau tenaga ahli
kesehatan masyarakat, dan bisa dibantu oleh tenaga bidan atau perawat. Berdasarkan
uraian tersebut, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Tingkat Kesejahteraan Keluarga Dengan
Anemia Pada Ibu Menyusui Di Desa Kejagan
Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto”.
1.2 Rumusan
Masalah
Adakah hubungan tingkat kesejahteraan
keluarga dengan anemia pada ibu menyusui di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten
Mojokerto?
1.3 Tujuan
Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui adanya hubungan tingkat
kesejahteraan keluarga dengan anemia pada ibu menyusui di Desa
Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto.
1.3.2 Tujuan Khusus
1 Mengidentifikasi
tingkat kesejahteraan keluarga di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto.
2 Mengidentifikasi
anemia pada ibu menyusui di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten
Mojokerto.
3 Menganalisa
hubungan tingkat kesejahteraan keluarga dengan anemia pada ibu menyusui di Desa
Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto.
1.4 Manfaat
Penelitian
1.4.1 Bagi Responden
Meningkatkan pengetahuan responden
tentang anemia pada ibu menyusui dan dapat mengatasi anemia sehingga diharapkan
angka kejadian anemia dapat berkurang.
1.4.2 Bagi Peneliti
Sebagai
pengalaman baru bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan peneliti dapat
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan
sehingga mampu berfikir kritis dalam menganalisis anemia pada ibu menyusui yang
ada di masyarakat.
1.4.3 Bagi Profesi Kebidanan
Membantu memberikan informasi
tentang permasalahan gizi pada ibu menyusui dan faktor-faktor yang mempengaruhi
sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan serta dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.
1.4.4 Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebagai dasar untuk melaksanakan
penelitian selanjutnya, khususnya tentang penyebab anemia lainnya pada ibu
menyusui.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya meneliti
tentang salah satu penyebab anemia pada ibu menyusui, yaitu tingkat
kesejahteraan keluarga, sedangkan penyebab anemia pada ibu menyusui yang lain
seperti kurang memadainya asupan makanan sumber Fe, meningkatnya kebutuhan Fe,
kehilangan banyak darah, variasi penyerapan Fe, dan kemiskinan tidak diteliti.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penelitian
4.1.1 Data Umum
4.1.1.1
Gambaran Umum Desa
1.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa
Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto yang mempunyai luas wilayah
265,678 ha dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah
Utara : Desa Wonorejo
Sebelah
Selatan : Desa Trowulan dan Desa Bejijong
Sebelah
Barat : Dusun Muteran
Sebelah
Timur : Desa Wonorejo
2.
Data Demografi
Jumlah penduduk Desa Kejagan
Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto adalah 3.879 jiwa.
3.
Umur
Tabel
4.1 Distribusi Responden Berdasarkan
Umur di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan
Kabupaten Mojokerto tahun
No
|
Umur (Tahun)
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
2
3
4
5
6
7
|
17 – 19
20 – 22
23 – 25
26 – 28
29 – 31
32 – 34
35 - 37
|
18
16
10
10
4
4
2
|
28,2 %
25 %
15,6 %
15,6 %
6,2 %
6,2 %
3,2 %
|
|
Jumlah
|
64
|
100 %
|
Sumber : Data Primer Juli 2010
Dari Tabel 4.1 diketahui
karakteristik berdasarkan umur ibu menyusui di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan
Kabupaten Mojokerto paling banyak berumur 17 - 19 tahun sebanyak 18 orang (28,2
%).
4.
Tingkat Pendidikan Terakhir Ibu
Tabel
4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Terakhir di Desa Kejagan
Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto tahun
No
|
Pendidikan Terakhir Ibu
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
2
3
4
|
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
|
30
20
10
4
|
46,9 %
31,2 %
15,6 %
6,3 %
|
|
Jumlah
|
64
|
100 %
|
Sumber : Data Primer
Juli 2010
Dari Tabel 4.2 diketahui karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan terakhir ibu
menyusui di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto paling
banyak berpendidikan terakhir
SD sebanyak 30
responden
(46,9 %).
5.Umur
Anak
Tabel
4.3 Distribusi Responden Berdasarkan
Umur Anak di Desa Kejagan Kecamatan
Trowulan Kabupaten Mojokerto tahun
No
|
Umur (bulan)
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
2
3
4
5
6
7
|
4 - 6
7 – 9
10 -12
13 – 15
16 – 18
19 – 21
22 - 24
|
18
16
10
10
4
4
2
|
29,7 %
25 %
21,9 %
7,8 %
7,8 %
4,7 %
3,1 %
|
|
Jumlah
|
64
|
100 %
|
Sumber : Data Primer
Juli 2010
Dari Tabel 4.3 diketahui
karakteristik berdasarkan umur anak ibu menyusui di Desa Kejagan Kecamatan
Trowulan Kabupaten Mojokerto paling banyak berumur 4 - 6 bulan sebanyak 19 anak
(29,7 %).
4.1.2 Data Khusus
4.1.2.1
Tingkat Kesejahteraan Keluarga
Tabel
4.4 Distribusi Responden Berdasarkan
Tingkat Kesejahteraan Keluarga Responden
di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan
Kabupaten Mojokerto
No
|
Tingkat Kesejahteraan Keluarga
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
2
3
4
5
|
Keluarga Pra
Sejahtera
Keluarga
Sejahtera I
Keluarga
Sejahtera II
Keluarga Sejahtera
III
Keluarga Sejahtera III Plus
|
22
28
10
4
0
|
34,4 %
43,8 %
15,6 %
6,3 %
0 %
|
|
Jumlah
|
64
|
100 %
|
Sumber : Data Primer Juli 2010
Dari Tabel 4.4 diketahui
karakteristik berdasarkan tingkat kesejahteraan ibu menyusui di Desa Kejagan
Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto paling banyak Keluarga Sejahtera I yaitu
28 responden (43,8 %).
4.1.2.2 Anemia Pada Ibu Menyusui
Tabel
4.5 Distribusi Anemia Pada Ibu Menyusui di
Desa Kejagan Kecamatan Trowulan
Kabupaten Mojokerto
No
|
Anemia Pada Ibu Menyusui
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
2
|
Anemia
Tidak Anemia
|
42
22
|
65,6 %
34,4 %
|
|
Jumlah
|
64
|
100 %
|
Sumber : Data Primer Juli
2010
Dari Tabel 4.5 diketahui anemia
pada ibu menyusui di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto paling
banyak ibu mengalami anemia yaitu 42 responden (65,6 %)
4.1.2.3 Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan Keluarga Dengan Anemia
Pada Ibu Menyusui di Desa Kejagan
Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto
Tabel
4.6 Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan Keluarga Dengan Anemia
Pada Ibu Menyusui di Desa Kejagan
Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto
No
|
Anemia Pada Ibu Menyusui
|
Tingkat Kesejahteraan Keluarga
|
Jumlah
|
||||||||||
Keluarga Pra Sejahtera
|
Keluarga Sejahtera I
|
Keluarga Sejahtera II
|
Keluarga Sejahtera III
|
Keluarga Sejahtera I Plus
|
|||||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
||
1
|
Anemia
|
20
|
90,9
|
20
|
71,4
|
2
|
20
|
0
|
0
|
0
|
0
|
42
|
65,6
|
2
|
Tidak Anemia
|
2
|
9,1
|
8
|
26,6
|
8
|
80
|
4
|
100
|
0
|
0
|
22
|
34,4
|
|
22
|
100
|
28
|
100
|
10
|
100
|
4
|
100
|
0
|
0
|
64
|
100
|
Dari Tabel 4.6 diketahui anemia pada ibu
menyusui di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto terbanyak pada
Keluarga Pra Sejahtera 20 responden (90,9 %).
Hasil Uji Spearman Rank Test menunjukkan taraf
signifikasi 0,05, jadi r hitung > r tabel berati 0,4
> 0,364 artinya bahwa H1 diterima, artinya ada hubungan antara tingkat
kesejahteraan keluarga dengan anemia pada ibu menyusui di Desa Kejagan
Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tingkat Kesejahteraan Keluarga
Berdasarkan penelitian dari 64
responden yang dilakukan di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto
yang termasuk dalam Keluarga Pra Sejahtera sebanyak 22 responden (34,4 %),
Keluarga Sejahtera I sebanyak 28 responden (43,8 %), Keluarga Sejahtera II
sebanyak 10 responden (15,6 %), Keluarga Sejahtera III sebanyak 4 responden
(6,3 %), Keluarga Sejahtera III Plus sebanyak 0 responden (0 %). (Tabel 4.4).
Keluarga Sejahtera Tahap I
(Miskin) yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan social
psikologinya (socio psychological needs) (BKKBN, 2005: 15).
Indikator Tahapan Keluarga
Sejahtera I : cara pengisian indikator Keluarga Sejahtera I yaitu apabila
jawaban “Ya” lebih dari sama dengan 6 dan kurang dari 14 pada pertanyaan
tahapan keluarga sejahtera II. Indikatornya point 1-6 kemudian ditambah
poin 1-8 (Keluarga Sejahtera Tahap II) sebagai berikut :
1
Pada
umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
2
Anggota
keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk rumah, bekerja/ sekolah dan
bepergian.
3
Rumah
yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai, dinding yang lebih baik.
4
Bila ada
anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana kesehatan.
5
Bila pasangan usia subur ingin ber-KB pergi ke
sarana pelayanan kontrasepsi.
6
Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga
bersekolah.
(BKKBN, 2005: 4).
1. Ya anggota keluarga melaksanakan ibadah
sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
2. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota
keluarga makan daging/ ikan/
telur.
3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling
kurang satu pasang pakaian baru
dalam setahun.
4. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2
untuk setiap penghuni rumah.
5. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan
sehat sehingga dapat melaksana-
kan tugas/ fungsi masing-masing.
6. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang
bekerja untuk memperoleh
penghasilan.
7. Seluruh
anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulisan latin.
8. Pasangan usia
subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/ obat
kontrasepsi.
(BKKBN, 2005: 15)
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan kita. Faktor penyebab keluarga
masih berada pada tahap kesejahteraan keluarga yang rendah salah satunya
karena faktor ekonomi (BKKBN, 2005). Sedangkan
untuk model pengukuran kemiskinan dapat menggunakan pentahapan keluarga
sejahtera.
Bila
keluarga masih berada pada tahap kesejahteraan yang rendah salah satunya karena
rendahnya tingkat pendidikan sehingga kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan
semakin kecil dan mengakibatkan sulitnya memenuhi kebutuhan keluarga sejahtera.
Secara
umum, untuk meningkatkan tahapan keluarga sejahtera ke tahapan yang lebih
tinggi, harus menghilangkan faktor penyebabnya yaitu jika tidak mampu membiayai
sekolahnya secara pribadi, maka dapat meningkatkan kualitas SDM dengan begitu
bisa mendapatkan beasiswa.
4.2.2 Anemia
Pada Ibu Menyusui
Berdasarkan
penelitian dari 64 responden yang dilakukan di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan
Kabupaten Mojokerto anemia pada ibu menyusui di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan
Kabupaten Mojokerto untuk anemia (65,6 %) dan tidak anemia (34,4 %). (Tabel
4.5).
Anemia pada ibu menyusui yaitu suatu kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah
ibu menyusui lebih dari 3 bulan
kurang dari 12 gram %
(Supariasa IDN, 2002: 169).
Penyebab
terjadinya anemia pada ibu menyusui adalah :
1. kurang memadainya asupan makanan sumber Fe
(FKMUI, 2007: 205)
2. Kemiskinan menyebabkan cakupan gizi rendah,
pemeliharaan kesehatan kurang, pemeliharaan kesehatan kurang, lingkungan
buruk, dan biaya untuk berobat tidak
ada. Salah satu gangguan gizi yang disebabkan oleh kemiskinan berupa kekurangan
kalori protein yang dapat menyebabkan kekurangan zat besi (anemia) (www.safa.or.id/2008).
3. Meningkatnya kebutuhan Fe ibu menyusui
(perubahan fisiologis) (FKMUI, 2007: 205)
4. Saat menyusui, meski biasanya wanita tidak
mengalami haid, ibu tetap kehilangan zat besi melalui ASI. Kehilangan zat besi
melalui ASI mencapai sekitar 0,3 mg per hari .
(www.balita-anda.indoglobal.com/2008).
Masalah gizi (anemia) dapat disebabkan
oleh kemiskinan, pendidikan rendah dan kesempatan kerja (Depkes, 2007). Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi, sehingga
semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki dan begitu pula sebaliknya Siti
Pariani (2001).
Berdasarkan hasil wawancara
keluarga paling kurang seminggu sekali tidak mengkonsumsi daging, ikan dan
telur (protein hewani) yaitu sebanyak 36 keluarga (56,3 %). Salah satu sumber
zat besi adalah protein hewani yang dapat digunakan sebagai cara untuk mencegah
dan penatalaksanaan anemia. Tidak dikonsumsinya protein hewani oleh keluarga
disebabkan tidak mampu membelinya sehingga anemia masih banyak terjadi di Desa
Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto.
Hal yang dapat dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan protein hewani yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan zat
besi dalam tubuh adalah dengan menggantinya dengan tablet Fe yang diberi
petugas kesehatan.
4.2.3 Hubungan
Tingkat Kesejahteraan Keluarga Dengan Anemia Pada Ibu Menyusui
Hasil Uji Spearman Rank Test
menunjukkan taraf signifikasi 0,05, jadi r hitung > r
tabel berati 0,4 > 0,364 artinya
bahwa H1 diterima, artinya ada hubungan antara tingkat kesejahteraan keluarga
dengan anemia pada ibu menyusui di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten
Mojokerto. Hasil penelitiannya adalah ibu menyusui yang mengalami anemia pada
tahap keluarga pra sejahtera sebanyak 20 orang (90,9 %) dan pada ibu menyusui
yang tidak mengalami anemia berada pada tahap keluarga sejahtera III plus yaitu
0 (0 %). (Tabel 4.6).
Anemia pada ibu menyusui disebabkan
kemiskinan sehingga menyebabkan cakupan gizi rendah (Sefa, 2008). Salah satu
gangguan gizi yang disebabkan oleh kemiskinan berupa kekurangan kalori protein
yang dapat menyebabkan kekurangan zat besi (anemia). Kemiskinan digambarkan
dengan pentahapan keluarga sejahtera (BKKBN, 2005). Faktor penyebab keluarga
masih berada pada tahap kesejahteraan keluarga yang rendah salah satunya
karena faktor ekonomi (BKKBN, 2005).
Dengan menyusui secara eksklusif,
ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4
bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli
susu formula dan peralatannya (Suradi, dkk. 2003). Pada
ibu yang defisiensi besi akan menghasikan ASI dengan kadar folat rendah. Akibat
kekurangan folat dapat menyebabkan gangguan DNA, menghambat pertumbuhan,
menyebabkan anemia megaloblastik dan gangguan darah lain (Almatsier, 2005:
212).
Pada umumnya banyak terdapat ibu menyusui
di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto mengalami anemia yang
berada pada tahap keluarga pra sejahtera karena tidak mampu memenuhi kebutuhan
kesejahteraan keluarga yaitu salah satunya tidak mengkonsumsi protein hewani
(daging, ikan dan telur) yang merupakan makanan sumber Fe sehingga pencegahan
dan penatalaksanaan anemia sulit untuk dilakukan dengan baik dan tingkat
kesejahteraan keluarga juga tidak meningkat ke tingkat kesejahteraan keluarga
yang lebih tinggi.
Agar ibu menyusui tidak kekurangan
kalori protein yang dapat menyebabkan kekurangan zat besi (anemia) pada
keluarga yang berada pada tingkat kesejahteraan keluarga yang rendah dapat
dilakukan pemberian tablet Fe oleh tenaga kesehatan secara gratis dan suplemen zat besi, disamping itu tentu saja
menambah jumlah makanan yang kaya akan zat besi dan yang dapat menambah
penyerapan zat besi.
BAB 5
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan ternyata ada hubungan. Adapun kesimpulan tersebut dapat disimpulkan
sebagai berrikut :
1.
Paling
banyak Keluarga Sejahtera I yaitu 28 responden (43,8 %).
2.
Paling
banyak ibu menyusui mengalami anemia yaitu 42 responden (65,6 %).
3.
Ada hubungan antara tingkat kesejahteraan
keluarga dengan anemia pada ibu menyusui di Desa Kejagan Kecamatan Trowulan
Kabupaten Mojokerto.
5.2 Saran
5.2.1
Bagi
Responden
Diharapkan ibu menyusui dapat meningkatkan pengetahuan tentang anemia
pada ibu menyusui dan dapat mengatasinya sehingga angka kejadian anemia dapat
berkurang dengan cara lebih banyak mengkonsumsi makanan mengandung zat besi
(Fe) yang dapat dijangkau sesuai dengan tingkat kesejahteraan keluarganya
selain mendapat tablet Fe.
5.2.2
Bagi Peneliti
Dapat mengaplikasikan penelitian ini sehingga mampu
berfikir kritis dalam menganalisis anemia pada ibu menyusui yang ada di
masyarakat.
5.2.3
Bagi Profesi Kebidanan
Diharapkan Bidan dapat membantu memberikan informasi tentang permasalahan
gizi pada ibu menyusui dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga upaya
pencegahan dapat dilakukan serta dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
5.2.4
Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan penelitian selanjutnya, khususnya tentang penyebab anemia lainnya
pada ibu menyusui.
0 komentar:
Posting Komentar